sekarang
ini adalah jaman (era) entrepreneur dimana
hampir semua oarang dimotifasi untuk menjadi seorang wirausahawan. Namun dengan
adanya permotivasian seperti ini, banyak
yang beranggapan bahwa menjadi seorang entrepreneur itu sangat mudah. Kenyataanya yang gagal amat banyak.
Nah
teman-teman buat kamu yang ingin mengetahui trik dan strategi jitu memasarkan
produk baru dalam persaingan pasar yang hyperkompetitif menggunakan strategi
multi distributor channel.
Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan
sedikit tentang bagaimana cara tepat memilih produk yang akan dipasarkan.
Heheheheeeee...
Problem utama
bagi seorang pemilik usaha yang sering mengalami kegagalan salah satunya yaitu:
memilih produk yang tidak tepat. Produk yang dipilih bisa jadi produk
yang sudah sangat sesak persaingannya di pasar contoh paling sederhana adalah
produk air mineral dalam kemasan (AMDK),
sudah ratusan merek beredar di pasar dan tercatat sekitar 350 industri baik skala kecil sampai dengan yang nasional , kalau seorang pengusaha memilih produk yang sangat sesak persaingannya di pasar,tentunya akang mengalami kesulitan dalam memasarkannya. Boleh melakukan tetapi untuk melawan yang sudah eksis perlu suport dana yang tidak tertanggung –tanggung.
Produk
baru memang tidak mudah dipasarkan jika tidak memiliki strategi yang jitu, oleh
sebab itu pada bagian ini saya mengajak anda untuk menata ulang rencana-rencana
yang berhubungan dengan produk. Jangan sampai sudah terlanjur investasi mesin,
gedung, kendaraan , sertalainnya, tetapi pilihan produknya tidak tepat, selain
segmen pasarnya sempit, ternyata pemain di industri yang sama cukup banyak.
Untuk itu pada kesempatan ini saya akan
menguraikan dengan gamblang apa saja
yang harus dilakukan ketika memilih suatu produk yang akan dipasarkan.
1) Lakukan survei
besarnya segmen pasar
Langhkah awal yang pada umumnya
dilakukan adalah dengan melakukan survei terhadap besarnya segmen pasar. Pada
kenyataannya jika seorang pemilik produk mau berusaha, yang pertama dipilih
adalah sesuatu yang menjadi kesukaannya. Atau barang yang menjadi faforitnya.
Boleh saja berawal barang yang disukainya, tetapi seorang pengusaha tidak boleh
mabuk kepayang seperti itu. Jangan sampai ternyata produk yang dipilih sudah
tidak memiliki tren lagi sebagai barang yang di minati oleh konsumen.
Misalnya bedak tabur salicil :
era 20 tahun lalu masih banyak dikonsumsi oleh konsumen. Pada era itu masih banyak yang mandi di sungai dan tidak perduli dengan kesehatan, sehingga badan mereka setelah mandi selalu gatal-gatal. Bedak digunakan sebagai obat penghilang gatal-gatal tersebut. Begitu pula dengan salep kulit, ketika banyak orang masih mandi di sungai salep kulit memiliki omzet penjualan besar, tapi ketika mereka sudah tidak mandi di sungai lagi, maka salep kulit dan bedak salicil mulai kurang dipakai oleh konsumen lagi.
era 20 tahun lalu masih banyak dikonsumsi oleh konsumen. Pada era itu masih banyak yang mandi di sungai dan tidak perduli dengan kesehatan, sehingga badan mereka setelah mandi selalu gatal-gatal. Bedak digunakan sebagai obat penghilang gatal-gatal tersebut. Begitu pula dengan salep kulit, ketika banyak orang masih mandi di sungai salep kulit memiliki omzet penjualan besar, tapi ketika mereka sudah tidak mandi di sungai lagi, maka salep kulit dan bedak salicil mulai kurang dipakai oleh konsumen lagi.
Segmen pengguna yang mulai
menyempit ini tentunya amat merugikan jika seorang entrepreneur meneruskan saja
tekadnya untuk memilih produk yang salah. Jadi, sebiknya meneliti terlebih
dahulu posisi produk pada saat itu agar sukses
dalam memasarkan produk baru. Lalu bagaimana cara untuk lakukan hal itu?
Pertama, memang melakukan survei,
jika produk yang dipilih nantinya akan dipasarkan ke para penyalur maka
sebaiknya segera mencari tahu berbagai merek produk yang ada di rak-rak
penyalur. Jika produk adalah untuk kosumen langsung, seperti makanan, maka yang
dilakukan adalah dengan melakukan survei di gerai-gerai dimana produk serupa
dipasarkan. Misalnya di wilayah mal-mal yang memakai gerai mini atau
gerobak-gerobak dorong.
2) Siapa
pesaingnya
Meneliti siapa pesaing dari
produk itu untuk sekarang dan masamendatang juga wajib dilakukan oleh seorang
pemilik usaha agar produk yang diluncurkan bisa sukses dipasar. Setiap produk
yang dipasarkan jangan sampai menghabiskan uang untuk investasi dan produk
tidak diserap konsumen kerana salah pilih. Maka pesaing yang ada sekarang
sangat menentukan kebarhasilan suatu produk baru.
Sesuai dengan pengalaman, pesaing
tidak rela produknya yang sudah eksis ini diusik pendatang baru. Ingat siapa
musuh anda, kalau musuhnya adalah pemain raksasa dunia, maka berfikirlah dua
kali lipat untuk memproduksi produk yang sama. Namun demikian tidak bisah
dipungkiri, ada sebagian perusahaan yang nekat memproduksi produk perusahaan
kelas dunia, tetapi dengan mengemas sedemikian rupa produk yang diluncurkan dan
mengambil cerut market yang tidak dilirik oleh pemain raksasa dunia. Contohnya
adalah air isi ulang. Kalau berpikir jernih, air isi ulang yang dijual ke
konsumen selain harganya murah juga ditrima konsumen karena air dijamin
mutunya. Namun, yang menggunakan air isi ualang tentunya bukan pelanggan Aqua
galon yang selama ini di pasarkan dengan baik.
Pemain raksasa
biasanya akan menyapu bersih setiap munculnya pendatang baru, bahkan dalam
dunia bisnis tidak pilih-pilih kalau suatu saat produk yang dihasilkan oleh
suatu pemilik usaha itu dibeli oleh perusahaan raksasa. Kalau tujuannya menjual
perusahaan maka pekerjaan ini bisa ditekuni. Tetapi kalau murni hanya untuk
berwirausaha maka mengetahui produk dari pesaing sangatlah penting.
Pilih priduk yang
belum ada pesaingnya dan hal itu merupakanproduk penemuan yang unik. teman-temansampai
saat ini pasti masih mengenal band-aid? Produk ini kehadiranya ternyata tidak
disangka-sangka. Pencetus idenya adalah Earl Dickson karyawan
Jhonson&Jhonson Company, ia waktu itu tidak sengaja sedang di perhatikan
sang pemilik pabrik atas penemuannya yaitu plester berkasa yang semula dibuat
untuk istrinya.Earl adalah karyawan diperusahaan itu yang kala itu hanya
memproduksi plester. Ia membuatkan band-aid (pertolongan pertama) untuk
istrinya, karena istrinya sering kali terluka tanganya. Ia merangkai plester
yang diambil dari pabriknya dan memberikan kasa di tangannya, dan membuatnya
siap pakai ketika istrinya terluka.
Band-aid ini akhirnya menjadi produk yang sangat
terkenal dan diminati oleh orang untuk pertolongan pertama, dan sekarang
kita kenali banyak diselipkan di kotak obat, di mobil atau kotak obat di rumah.
Pada saat itu produk itu tidak ada pesaingnya dan ia bisah melenggang sendiri
dan membelikan laba cukup baik untuk perusahaan. Apabila seorang pemilik usaha
memiliki gagasan seperti ini, dan yakin produk akan jalan tanpa pesaing, maka
produk itu bisa menjadi pilihan. Selain kemungkinannya produk bisah
memiliki harga premium, dan kalau berhasil tentunya produk seperti ini bisa
menjadi mesin uang teman teman, gimana mau coba yang baru????????? Heheheeeee
3) Pikirkan Pembeda Produk Warisan
jika terpaksa harus memilih produk sesuai dengan yang ada, misalnya produk yang akan dipasarkan ternyata warisan orang tua untuk dikembangkan, sehingga generasi usaha mau tidakmau harus terus menjalankan. Maka yang bisa dilakukan adalah menambah nilai produk tersebut. Contoh yang paling gampang adalah pada produk sampo,
produk ini sebelumnya bermanfaat hanya untuk keramas saja. Sesuai dengan perkembangannya produsen menambah manfaat yaitu dengan memberikan conditioner sebagai manfaat tambahan. Terakhir selain conditioner yang ditambahkan, sampo diberikan vitamin penyubur rambut, maka lenkaplah manfaat daripada sampo, produk yang seperti inilah yang sudah berbeda dibandingkan dengan produk paling awal.
pikirkanlah produk pembeda jika terpaksa anda harus memilih prodiuk yang kategorinya segmen pasarnya mulai sempit dan didalamnya juga banyak pesaing yang masuk. Ingatlah dengan denganMcDonald's,
apa sebenarnya yang membedakan McDonald's dengan produk makanan ayam serupa? Sebenarnya ayam yang digoreng McDonald's sama dengan yang digoreng oleh produsen ayam lainnya, hanya McDonald's dalam pelayanan lebih cepat dan produknya lebih fresh. Mencari pembeda inilah yang dimaksudkan agar produk yang dipilih bisa diterima pasar. Kalau produk sama saja dengan produk pada umumnya maka produk tidak akan dilirik oleh konsumen.
4) Pilih Produk yang Memiliki Pembeda
Jika mau masuk kepasar tersebut, pembeda apa yang mau diselipkan? Apakah pada fitur produk , manfaat, harga, dan cara penyebarannya. Sering kali pilihan yang pling powerfull adalah mengubah fitur yang sangat sederhana menjadi lebih baik
Pembeda lainya adalah cara penyebaran barang yang diproduksi pemillik usaha. Problem penyebaran yang tidak ditangani dengan serius sangat berakibat fatal bagi penjualan dan penyabaran produk. Di awal diupayakn pengusaha juga menguasai konsep penyebaran suatu produk. Ada produk yang dipasarkan secara langsung, menggunakan perantara, atau siapa saja yang dimintai pertolongan. Para pemilik produk yang cerdik akan melihat fisik produk, jika secara fisik tidak mudah rusak dan kontrolnya mudah, maka para freelancer bisa menjadi pilihan utama dalam penyebaran suatu produk. Jika produk mudah rusak, maka sales force tetaplah yang akan melakukan penyabaran. Cara penyebaran produk akan menjadi pembeda bagi suatu produk yang dipasarkan bahkan menjadi keunggulan bersaing jika pilihanya tepat.
5) Untuk Yakinkan Pilihan Tepat: Lakukan Tes Market
setelah menemukan produk yang akan dipasarkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan tes pasar. Tes pasar yang dilakukan adalah mengetahui seberapa besar respons pasar terhadap produk yang dipasarkan. Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik jika melakukan tes pasar sebelum melakukan produk massal.
jika terpaksa harus memilih produk sesuai dengan yang ada, misalnya produk yang akan dipasarkan ternyata warisan orang tua untuk dikembangkan, sehingga generasi usaha mau tidakmau harus terus menjalankan. Maka yang bisa dilakukan adalah menambah nilai produk tersebut. Contoh yang paling gampang adalah pada produk sampo,
produk ini sebelumnya bermanfaat hanya untuk keramas saja. Sesuai dengan perkembangannya produsen menambah manfaat yaitu dengan memberikan conditioner sebagai manfaat tambahan. Terakhir selain conditioner yang ditambahkan, sampo diberikan vitamin penyubur rambut, maka lenkaplah manfaat daripada sampo, produk yang seperti inilah yang sudah berbeda dibandingkan dengan produk paling awal.
pikirkanlah produk pembeda jika terpaksa anda harus memilih prodiuk yang kategorinya segmen pasarnya mulai sempit dan didalamnya juga banyak pesaing yang masuk. Ingatlah dengan denganMcDonald's,
apa sebenarnya yang membedakan McDonald's dengan produk makanan ayam serupa? Sebenarnya ayam yang digoreng McDonald's sama dengan yang digoreng oleh produsen ayam lainnya, hanya McDonald's dalam pelayanan lebih cepat dan produknya lebih fresh. Mencari pembeda inilah yang dimaksudkan agar produk yang dipilih bisa diterima pasar. Kalau produk sama saja dengan produk pada umumnya maka produk tidak akan dilirik oleh konsumen.
4) Pilih Produk yang Memiliki Pembeda
Jika mau masuk kepasar tersebut, pembeda apa yang mau diselipkan? Apakah pada fitur produk , manfaat, harga, dan cara penyebarannya. Sering kali pilihan yang pling powerfull adalah mengubah fitur yang sangat sederhana menjadi lebih baik
Pembeda lainya adalah cara penyebaran barang yang diproduksi pemillik usaha. Problem penyebaran yang tidak ditangani dengan serius sangat berakibat fatal bagi penjualan dan penyabaran produk. Di awal diupayakn pengusaha juga menguasai konsep penyebaran suatu produk. Ada produk yang dipasarkan secara langsung, menggunakan perantara, atau siapa saja yang dimintai pertolongan. Para pemilik produk yang cerdik akan melihat fisik produk, jika secara fisik tidak mudah rusak dan kontrolnya mudah, maka para freelancer bisa menjadi pilihan utama dalam penyebaran suatu produk. Jika produk mudah rusak, maka sales force tetaplah yang akan melakukan penyabaran. Cara penyebaran produk akan menjadi pembeda bagi suatu produk yang dipasarkan bahkan menjadi keunggulan bersaing jika pilihanya tepat.
5) Untuk Yakinkan Pilihan Tepat: Lakukan Tes Market
setelah menemukan produk yang akan dipasarkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan tes pasar. Tes pasar yang dilakukan adalah mengetahui seberapa besar respons pasar terhadap produk yang dipasarkan. Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik jika melakukan tes pasar sebelum melakukan produk massal.
pertama : Untuk mengetahui respons pasar terhadap produk.
kedua : Mencegah terjadinya kerugian Investasi. ketiga : Memastikan pasar yang ideal dengan dipasarkanya produk pengusaha
Jika produk ternyata gagal dipasar karena salah pilih, maka biaya yang dikeluarkan untuk investasi bisa dihentikan segera. Dari sini jika dikalkulasi resikonya lebih rendah dibandingkan langsung membangun pabrik dan produksi massal. Oleh karena itu tes pasar sangat pentig untuk membantu seorang pengusaha mendapatkan signal, apakah produk yang dijualnya bisa laku atau tidak.
Nah sobat untuk kamu yang baru mau mulai ni coba ikuti beberapa langkah di atas agar produknya bisa besaing di pasar dan ngak ada saingan yang lain sobat, hhhmmm.......?!!
terimakasi sudah membaca artikel ini kawan jangan lupa baca tips dan trik strategj lainya kawan berikut trik:
0 comments:
Post a Comment